Bagi orang Tionghoa, perayaan Imlek adalah hari besar yang selalu ditunggu-tunggu. Perayaan ini dirayakan oleh orang-orang Tionghoa di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia sendiri perayaan ini dinamakan perayaan Imlek. Hari besar ini merayakan pergantian tahun dalam kalender Tiongkok. Di negara asalnya, Tiongkok, perayaan ini bukanlah bernama Imlek melainkan “Guo Nian” atau “Xin Jia” yang berarti bulan baru.
Sementara orang-orang barat menyebutnya Chinese New Year. Hari spesial ini telah dirayakan sejak ribuan tahun lalu dan seiring berjalannya waktu ada banyak tradisi yang dijalankan secara turun temurun.
Berikut ini beberapa hal yang sering dilakukan menjelang dan saat perayaan Imlek yang dirangkum dari situs cermati.com.
Bersih-bersih Rumah
image source: www.tehsariwangi.com |
Kegiatan ini dilakukan sebelum atau menjelang perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa akan membersihkan rumah yang dipercaya bisa membuang segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan.
Aktivitas ini biasanya dilakukan satu hari menjelang Imlek atau beberapa hari sebelum perayaan. Konon, kegiatan ini tidak boleh dilakukan saat hari H perayaan karena dipercaya bisa membuang keberuntungan di tahun tersebut.
Dekorasi Rumah
image source: www.gemintang.com |
Hal ini juga dilakukan menjelang perayaan Imlek. Selain membersihkan rumah, masyarakat Tionghoa juga mendekorasi rumah agar lebih indah. Mereka mengecat ulang pintu dan jendela serta menampilkan berbagai dekorasi pernak-pernik khas Imlek yang didominasi berwarna merah.
Serba Warna Merah
image source: blog.duniapintar.com |
Seperti sudah disebutkan di atas jika perayaan Imlek selalu bertemakan warna merah. Menurut orang Tionghoa, warna merah melambangkan sesuatu yang kuat, sejahtera, dan membawa hoki/keberuntungan.
Penggunaan warna merah ini konon memiliki kisahnya dalam masyarakat Tionghoa. Warna merah digunakan untuk mengusir Nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung.
Nian keluar saat musim semi dimulai atau saat Tahun Baru Imlek dan datang untuk mengganggu manusia, terutama anak kecil. Itulah mengapa tradisi ini terus dilakukan secara turun temurun.
Pagelaran Liong, Barongsai, dan Penyalaan Petasan-Kembang Api
image source: /media.iyaa.com/ |
Menurut kepercayaan orang Tionghoa, Barongsai dan Liong (naga) dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu manusia.
Sama seperti pagelaran Liong dan Barongsai, penyalaan petasan dan kembang api dipercaya bisa mengusir nasib-nasib buruk di tahun sebelumnya dan berharap menjalani tahun baru yang lebih baik.
Bagi-bagi Angpao
image source: bintang.com |
Inilah tradisi yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat Tionghoa, apalagi bagi anak-anak kecil. Sebuah tradisi yang tak pernah absen di setiap perayaan Imlek.
Tradisi ini dijalankan setiap keluarga Tionghoa dimana bagi yang sudah berkeluarga memberikan kepada anggota keluarga yang belum menikah/berkeluarga.
Besaran uang yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan mengandung angka 4 di dalamnya.
Kenapa? Karena dalam bahasa Tiongkok, bunyi kata 4 terdengar hampir sama dengan kata 'mati'. Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman.
Namun pada intinya, pembagian angpao bermakna transfer energi dan kesejahteraan yang dipercaya bisa memperlancar rejeki di masa depan.
Itulah kelima tradisi yang umum ditemukan dalam masa perayaan Imlek di berbagai belahan dunia. Perayaan Imlek memang bertujuan untuk memberikan kebahagiaan bagi setiap anggota keluarga yang merayakannya.
Komentar
Posting Komentar